Nama : Nisa Khairany/ 083806290195
Kelas : B
Fakultas :Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Mata Kuliah : UAS Psikologi Pendidikan
Nama Dosen : NURAIDA, MSI
SOAL
I.
Teori
behaviorisme
A. LATAR BELAKANG
Banyak
negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang
pelik.Namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan salah satu tugas
negara yang amat penting.Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha
memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan
merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa. Belajar juga ada dalam Surat
Al-Mujadalah ayat 11:
يَرْفَعِ
اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
دَرَجَاتٍ............
Artinya
:”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)
Dalam Hadist Nabi yang
Artinya : “mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap muslim
laki-laki dan wanita dari mulai lahir sampai ke liang lahat.”
Sehingga dapat dilihat
bahwa pendidikan dan mencari ilmu adalah kewajiban bagi kita semua.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen
dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari
pengalaman atau latihan yang diperkuat.Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon.Melalui belajar seseorang dapat
mengerti berbagai ilmu, memahami konsep-konsep baru, ataupun
mengalami perubahan tingkah laku.Keberhasilan proses belajar dan pembelajaran
salah satunya tentukan oleh pemahaman seorang pendidik terhadap teori belajar.Menurut Gage dan Berliner(1984)
salah satu fungsi dari teori belajar adalah fungsi rekomendatif, yang artinya
teori belajar sebagai ilmu terapan, tidak hanya memberikan wawasan konseptual
tentang fenomena belajar-pembelajaran, tetapi dapat membantu memberikan
rekomendasi untuk praktik pembelajaran
Pengemasan pendidikan,
pembelajaran, dan pengajaran sekarang ini belum optimal seperti yang
diharapkan. Hal ini terlihat dengan kekacauan-kekacauan yang muncul di
masyarakat bangsa ini, diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia
pendidikan. Pendidikan di Indonesia masih banyak permasalahan
yang timbul, dari kasus kekerasan maupun kasus asusila terjadi di dunia
pendidikan Indonesia dan apa yang salah dengan pendidikan kita ini? Intuisi
pendidik yang seharusnya menciptakan generasi muda dan generasi pemimpi masa
depan terlibat tawuran dan perkelahian. Kasus dekat yang masih hangat yaitu terbunuhnya
siswa SMA 3 Jakarta akibat kekerasan senior ketika mengikuti kegiatan Pecinta
Alam yang notabennya dilaksanakan oleh sekolah.Belum lagi guru yang menggunakan fungsi jabatannya untuk
berlaku semaunya terhadap muridnya. Sang guru membuat dirinya menjadi begitu ditakuti
oleh muridnya sendiri sehingga suasana proses belajar mengajar tak ubahnya
seperti pendidikan militer yang penuh dengan tekanan psikologis. Hal ini juga
yang sering dimanfaatkan oleh guru yang bermental bobrok, mengancam tidak
meluluskan atau memberi nilai jelek sehingga tega melakukan kekerasan seksual
kepada anak didiknya sendiri, kekerasan inilah akar yang menjadi perilaku dan
tingkah laku negatif yang akan mereka ingat karena dalam dunia anak-anak setiap
tindakan akan mereka ulangi dan rasakan setiap hidup mereka. Apadalam
pendidikan kita prilaku dan emosional tidak diajarkan dalam dunia pendidikan?
Ada
beberapa aspek yang menjadi akar
kekerasan dalam dunia pendidikan kita, Pertama,
sistem pendidikan yang tidak setara.Kedua, Institusi pendidikan yang rapuh dalam
hal menjalankan, mengawasi dan mengevaluasi proses belajar mengajar.Ketiga,
negara tidak punya konsep dan arah sistem pendidikan di Indonesia akan dibawa.
Dalam pendidikan tidak hanya kognitif yang ditonjolkan, melainkan kreatifitas
pengajar yang diutamakan, tidak monoton atau membosankan namun lebih
memperhatikan bagaimana siswa belajar, karena carabelajar siswa tidaklah sama
satu dengan yang lainnya. Pengajar harus memahami berbagai teori belajar.Teori
belajar yang menginspirasi dan mendasari lahirnya macam-macamstrategi
pembelajaran, seperti teori behaviorisme, teori kognitivisme, dan
teorikonstruktivisme.Teori belajar behaviorisme atau behavioristik merupakan
teoriyang berpandangan bahwa belajar adalah perubahan dalam tingkah laku
sebagaiakibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain,
belajar adalah perubahan yang dialami peserta didik dalam
hal kemampuannya untuk bertingkahlaku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon.Oleh karena itu teori belajar
behavioristik penting untuk dipahami oleh seorang pendidik.
B. TUJUAN PENULISAN
Jika melihat teori belajar bloom, bahwa belajar
harus menyentuh aspek kognitif, afektif dan psikomotorik,
1.
KOGNITIF
·
Kognitif 1 (C1) Pengetahuan: Menyebutkan tokoh dan arti dari
hukum teori behaviorisme
·
Kognitif 2 (C2) Pemahaman: Menjelaskan pokok dari teori behaviorisme
·
Kognitif 3 (C3) Penerapan: Menggambarkan konsep penerapan teori behaviorisme
·
Kognitif 4 (C4) Analisa: Menganalisis dan Menghubungkan
hukum-hukum yang menjadi dasar teori behaviorismedan Teknik Belajar Efektif yang
Dipengaruhi Aliran Teori Behaviorism
2.
AFEKTIF
·
Afektif 1 (A1) Penerimaan: Menunjukkan kesadaran memberi
perhatian pada konsep dasar teori behaviorisme dan
teori-teori yang mendukungnya
·
Afektif 2 (A2) Partisipasi: Ikut serta secara aktif dalam
pembelajaran hukum-hukum dasar teori behaviorisme
·
Afektif 3 (A3) Penilaian atau penentuan sikap :Menyatakan
pendapat atau pertanyaan tentang hukum-hukum dasar teori behaviorisme
dan penerapannya.
3.
PSIKOMOTORIK
·
Psikomotor 1 (P1) Persepsi: Dapat memilih dan menunjukkan
hukum-hukum dasar teori behaviorisme dengan tokohnya
C. TEORI-TEORI
1.
PENGERTIAN
Behavioristik adalah
teori perkembangan perilaku yang dapat diukur, diamati, dan dihasilkan oleh
respon pelajar terhadap rangsangan.Tanggapan terhadap rangsangan dapat
diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi
yang diinginkan.Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau
mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang
diinginkan.
2.
TOKOH-TOKOH
Di bawah ini merupakan tokoh-tokoh yang mendukung teori belajar
behavioristik.
a.
Ivan P.
Pavlo
Pavlov (1927) mengembangkan teori conditioning dengan melakukan percobaan
terhadap anjing.Dalam percobaan ini, anjing di beri stimulus bersarat sehingga
terjadi reaksi bersarat pada anjing. Belajar menurut teori ini adalah suatu
proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan
reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan
dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara
otomatis, keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.
b.
Edwin
Guthrie
Guthrie berpendapat bahwa tingkah laku
manusia dapat diubah.Dia juga menjelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan
respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan
belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan
antara stimulus dan respon bersifat tetap.Ia juga mengemukakan, agar respon
yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai
macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut. Guthrie juga
mengemukakan tiga metode pengubahan tingkah laku, yaitu: metode respon bertentangan, metode membosankan, dan metode
mengubah lingkungan.
c. Skinner
Skinner menganggap reward dan reinforcement
merupakan faktor penting dalan belajar. Pada teori ini guru memberi penghargaan
hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini terdiri dari
enam konsep, yaitu:
1) Penguatan
positif dan negative.
2) Shapping,
proses pembentukan tingkah laku yang semakin mendekati tingkah laku yang
diharapkan.
3) Pendekatan
suksesif, proses pembentukan tingkah laku yang menggunakan penguatan pada saat
yang tepat, sehingga respon sesuai dengan yang diisyaratkan.
4) Extinction,
proses penghentian kegiatan sebagai akibat dari ditiadakannya penguatan.
5) Chaining of Response,
respon dan stimulus yang berangkaian satu sama lain.
6) Jadwal
penguatan, variasi pemberian penguatan: rasio tetap dan bervariasi, interval
tetap dan bervariasi.
d.
Thorndike
Menurut Thorndike belajar merupakan
peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus
dan respon.Teori belajar ini disebut teori connectionism.Eksperimen
yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup yang
apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam sangkar
disentuh.Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error.
Ciri-ciri belajar dengan Trial dan Error yaitu : adanya aktivitas, ada
berbagai respon terhadap berbagai situasi, ada eliminasi terhadap berbagai
respon yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Thorndike
menemukan hukum-hukum:
1) Hukum
kesiapan (Law of Readiness), kesiapan
seseorang dalam melakukan sesuatu hal mempengaruhi hasil akhirnya.
2) Hukum
latihan, jika respons terhadap stimulus diulang-ulang maka akan memperkuat
hubungan keduanya.
3) Hukum
akibat, hubungan stimulus respon diperkuat apabila akibatnya memuaskan, berlaku
juga sebaliknya.
e.
Clark
Hull
Clark Hull juga menggunakan variabel
hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar.Namun
dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles
Darwin. Teori Hull mengatakan
bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan
menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus
dalam belajar pun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun
respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam-macam bentuknya.
f.
Watson (Aliran Behavioris Murni)
Belajar adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon yang berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat
diukur. Kajian Watson tentang belajar sangat berorientasi pada pengalaman
empirik yaitu sejauh yang dapat diukur dan diamati.
g. Gagne
Gagne
membagi proses kelangsungan belajar dalam empat fase utama, yaitu:
1)
Fase Receiving the stimulus situation
(apprehending),
merupakan
fase seseorang memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan
memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai
cara.
2)
Fase Stage of Acquition,
pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu kesanggupan yang belum
diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan
pengetahuan sebelumnya.
3)
Fase storage /retensiadalah
fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada
yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka
pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.
4)
Fase Retrieval/Recall,
adalah fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam
memori.
3.
POKOK-POKOK
TEORI BEHAVIORISM
Behavioristik adalah teori
perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respon
pelajar terhadap rangsangan.Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat
dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang
diinginkan.
Pendidikan
behavioristik merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan
dasar-dasar pemahaman dalam bidang subjek dan manajemen kelas.Ada ahli yang
menyebutkan bahwa teori belajar behavioristik adalah perubahan perilaku yang
dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
Ciri dari teori belajar behavioristik antara
lain:
Ø Mengutamakan
unsur-unsur dan bagian kecil,
Ø bersifat
mekanistis,
Ø menekankan
peranan lingkungan,
Ø mementingkan
pembentukan reaksi atau respon,
Ø menekankan
pentingnya latihan,
Ø mementingkan
mekanisme hasil belajar,
Ø mementingkan
peranan kemampuan dan hasil belajar.
Prinsip Dasar Behaviorisme
·
Perilaku nyata dan
terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau
mental yang abstrak
·
Aspek mental dari
kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene,
harus dihindari.
·
Penganjur utama
adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya
subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
·
Dalam
perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para
behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya
pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan
faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
·
Aliran behaviorisme
juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam
perkembangan ilmu psikologi.
·
Banyak ahli (a.l.
Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu
behaviorisme awal dan yang lebih belakangan
Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik
·
Kekurangan
Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat
meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur. Murid
hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.Penggunaan hukuman
sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa ( tori skinner ) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata–kata
kasar, ejekan, jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.
·
Kelebihan
Sangat cocok
untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang
mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, dan
daya tahan.
Contoh :
Percakapan bahasa asing, mengetik,
menari, berenang, dan olahraga.Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang
masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus
dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung
seperti diberi hadiah atau pujian. Dapat dikendalikan melalui cara mengganti
stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya.
D. ANALISI TEORI
a)
Teknik Belajar Efektif yang
Dipengaruhi Aliran Teori Behaviorism
Untuk bisa menciptakan sistem pengajaran yang efektif,
sangat penting bagi guru maupun orang tua untuk mempelajari berbagai pilihan
metode pembelajaran (learning) yang layak diterapkan pada anak
didik.Salah satu bentuk pembelajaran tersebut dipengaruhi oleh aliran behaviorisme,
yaitu sebuah pendekatan dalam ilmu psikologi yang menekankan pada hal-hal yang
dapat dilihat dari perilaku dan peran lingkungan sebagai penentu perilaku.
Proses pembelajaran dalam aliran ini menekankan pada asosiasi antara stimulus
dalam lingkungan dengan respon, yang dikenal dengan istilah pengondisian (conditioning).
Terdapat dua jenis pengondisian yang dikemukakan oleh dua tokoh yang berbeda
pula. Namun dalam kesempatan ini hanya akan dibahas pengodisian operan (operant
conditioning) yang digagas oleh B. F. Skinner, yakni melalui contoh kasus
berikut.
Berdasarkan pengalaman sorang anak yang memasuki sekolah menengah
pertama.Iabukanlah murid yang berprestasi di bidang akademik sewaktu duduk di
bangku SD. Mengamati anak perempuan semata wayang tak becus dalam urusan
sekolah, ibu saya menawarkan sebuah perjanjian yang rupanya dapat menumbuhkan
motivasi belajar saya. Apabila saya bisa memperoleh peringkat sepuluh besar,
saya akan terbebas dari segala urusan rumah tangga, seperti mengepel, menyapu,
mencuci, dan lain sebagainya. Alhasil, saya pun giat belajar demi terbebas dari
kewajiban membantu ibu.Dan tanpa disangka, saya berhasil memperoleh peringkat
pertama.Senyuman penuh kebahagian, syukur, dan rasa bangga pun yang terukir di
wajah ibu setelah pulang mengambil rapor.Hal ini menyebabkan anak tersebut
menjadi kian kalut dalam usaha mempertahankan juara kelas dari tahun ke tahun.Dan
banyak hal positif yang anak tersebut rasakan setelah itu, seperti lebih
dihargai teman dan. Sayangnya, ketika saya gagal menjaga konsistensi tersebut,
maka saya akan mendapatkan beberapa hal sebagai ganjaran, seperti berkurangnya
waktu bermain dan sudah tentu harus tetap mengerjakan tugas bersih-bersih
rumah.
Dari contoh kasus di atas, dapat dijabarkan beberapa hal
sebagai berikut :
·
Penguatan (reinforcement)
atau penghargaan (reward), yaitu suatu konsekuensi yang meningkatkan
peluang terjadinya sebuah perilaku, seperti usaha belajar yang meningkat
setelah diberi stimulus.
·
Penguatan negatif (Negative
reinforcer) merupakan penguatan yang didasarkan pada prinsip bahwa
frekuensi dari respons meningkat diikuti oleh stimulus yang tidak menyenangkan,
misalnya usaha belajar meningkat dikarenakan untuk menghindari tugas-tugas
rumah..
·
Hukuman (punishment) adalah
suatu konsekuensi yang menurunkan peluang, contohnya tugas bersih-bersih dan
kuantitas waktu bermain dikurangi.
Teori behavioristik banyak dikritik karena
seringkali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak
variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau belajar yang
dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon.Teori ini tidak mampu
menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan
respon.
Pandangan behavioristik juga kurang dapat
menjelaskan adanya variasi tingkat emosi pebelajar, walaupun mereka memiliki
pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat menjelaskan mengapa
dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relatif sama,
ternyata perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas
sangat berbeda tingkat kesulitannya. Pandangan behavioristik hanya mengakui
adanya stimulus dan respon yang dapat diamati.Mereka tidak memperhatikan adanya
pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang diamati
tersebut.
Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan
pebelajar untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif.
Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping,
yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga
menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak
faktor yang mempengaruhi proses belajar, proses belajar tidak sekedar
pembentukan atau shaping.
Menurut Guthrie hukuman memegang peranan
penting dalam proses belajar. Namun ada beberapa alasan mengapa Skinner tidak
sependapat dengan Guthrie, yaitu:
·
Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat
sementara;
·
Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi
bagian dari jiwa si terhukum) bila hukuman berlangsung lama;
·
Hukuman yang mendorong si terhukum untuk mencari cara lain
(meskipun salah dan buruk) agar ia terbebas dari hukuman. Dengan kata lain,
hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala
lebih buruk daripada kesalahan yang diperbuatnya.
Skinner lebih percaya
kepada apa yang disebut sebagai penguat negatif. Penguat negatif tidak sama
dengan hukuman. Ketidaksamaannya terletak pada bila hukuman harus diberikan
(sebagai stimulus) agar respon yang muncul berbeda dengan respon yang sudah
ada, sedangkan penguat negatif (sebagai stimulus) harus dikurangi agar respon
yang sama menjadi semakin kuat. Misalnya, seorang pebelajar perlu dihukum
karena melakukan kesalahan.Jika pebelajar tersebut masih saja melakukan
kesalahan, maka hukuman harus ditambahkan. Tetapi jika sesuatu tidak
mengenakkan pebelajar (sehingga ia melakukan kesalahan) dikurangi (bukan malah
ditambah) dan pengurangan ini mendorong pebelajar untuk memperbaiki
kesalahannya, maka inilah yang disebut penguatan negatif. Lawan dari penguatan
negatif adalah penguatan positif (positive reinforcement).Keduanya bertujuan
untuk memperkuat respon.Namun bedanya adalah penguat positif menambah,
sedangkan penguat negatif adalah mengurangi agar memperkuat respons
E. KREATIVITAS DAN INOVASI
1)
Aplikasi Teori Behavioristik dalam Pembelajaran
Aliran psikologi
belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan
praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran
behavioristik.Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus
responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon
atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
Aplikasi teori
behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti:
tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada
teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap,
tidak berubah.Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar
adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan
(transfer of knowledge) ke orang yang
belajar atau pebelajar. Fungsi mind
atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui
proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang
dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik
struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman
yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh
pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
Demikian halnya dalam
pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan
motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu, para pendidik
mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar
tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para pebelajar.
Begitu juga dalam proses evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal
yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati
kurang dijangkau dalam proses evaluasi.
Implikasi dari teori behavioristik
dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas
bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan
kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat
otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan
seperti kinerja mesin atau robot.Akibatnya pebelajar kurang mampu untuk
berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.
Karena teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka pebelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat.Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin.Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah.Demikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar.Pebelajar atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pebelajar.
Tujuan pembelajaran
menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan
belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan
kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.
Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi
atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan.Pembelajaran
mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih
banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan
mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut.Pembelajaran dan
evaluasi menekankan pada hasil belajar.
Evaluasi menekankan
pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper
and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar.Maksudnya
bila pebelajar menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini
menunjukkan bahwa pebelajar telah menyelesaikan tugas belajarnya.Evaluasi
belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan
biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran.Teori ini menekankan
evaluasi pada kemampuan pebelajar secara individual.
2)
Ayat Al- Quran dan Hadist Serta Gambar yang Menerangkan Teori
Behaviorism
Belajar
juga ada dalam Surat Al-Mujadalah ayat
11:
يَرْفَعِ اللهُ
الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ............
Artinya
:”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)
Dalam Hadist Nabi yang Artinya : “mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan wanita dari mulai lahir sampai ke liang lahat.” Sehingga dapat dilihat bahwa pendidikan dan mencari ilmu adalah kewajiban bagi kita semua.Mencari ilmu diwajibkan sedari usia muda sampai hayat menjemput dan tidak dibatasi rang juga waktu yang ada
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJAN
Nama : AZIZAH SALSA BILAH
Satuan Pendidikan : SD 05 Petang
Kelas/Semester : V/satu
Alokasi
Waktu :
2 x 45 menit
Tanggal :
Tgl 16 Juni 2004
Mata Pelajaran :
Bahasa Inggris
A. KOMPETENSI
INTI
1. Mempraktekan
berbahasa Inggris dengan Past Tens dan Continus Tense
2. Mau
melatih prounounsation bahasa Inggris yang baik dan benar.
3. Memahami
pengetahuan tentang struktur kalimat Past Tense dan Contunus
Tense dan
Mengetahui kondisi penggunaanya
B. KOMPETENSI
DASAR
9.1 Menghafal
Struktur Kalimat Past Tense dan Verb yang dipakai
9.2
Mempraktekan penggunaan Past Tens dan
Continous Tense dalam kehidupan sehari hari
9.3
Menggunakan kalimat Past Tens dan Continous Tense dalam kehidupan sehari hari
C. TUJUAN
PEMBELAJARAN
1. Siswa
mampu menghafal Struktur
Kalimat Past Tense dan Verb yang dipakai (usia 10
tahun hingga dewasa) yang dapat memahami suatu konsep.( C1)
|
Perkembangan Kognitif
:
Kognitif adalah proses yang terjadi
secara internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir.Ranah
kognitif juga diartikan sebagai ranah yang mencakup
kegiatan mental(otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan
dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi Dalam ranah
kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari
jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi
2. Siswa mampu mempraktek makna
dari surat-surat pendek yang ada di dalam Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan
siswa dalam tahap oprasional formal yang dapat mengamati. (P1)
Penjelasan:
Perkembangan Psikomotorik
Psikomotorik (kemampuan skill) adalah suatu yang
dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih dan membuat alat peraga
sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.
Perkembangan
psikomotorik merupakan perkembangan kepribadian manusia yang berhubungan dengan
gerakan jasmaniah dan fungsi otot akibat adanya dorongan dari pemikiran,
perasaan dan kemauan daridalam diri seseorang.
3. Siswa mau
menggunakan kalimat ast Tense dan Continous Tens dalam kehidupan
sehari-hari dikarenakan siswa dalam tahap oprasional formal yang dapat mengamati. (P1)
Penjelasan: Afektif
Afektif adalah berkenaan
dengan rasa takut atau cinta; mempengaruhi keadaan perasaan dan emosi;
mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan (tentang tata bahasa atau
makna).Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap,
emosi, dan nilai.Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif
tingkat tinggi.
D. MATERI
PEMBELAJARAN
1.
Kalimat Past Tens dan
Continous Tense
2.
Makna dan manfaat
mempelajari Kalimat Past Tens dan Continous Tense
METODE
PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Past Tense dan Continous
Tense
2. Metode : Ceramah,Diskusi ,Kuis
,Tanya Jawab
3. Model :
Behaviorism
4. Sumber
Pembelajaran : Buku bhs Inggris kelas v
5. Guru
berperan sebagai fasilitator,pemberi informasi,membantu menyelesaikan masalah
dalam materi dan mengembangkat minat siswa dalam berbahasa Inggris
Cara Mengembangkan Konsep Diri
dan Emosi
1)
Motif,apabila anak
memiliki motif yang kuat dalam belajar maka ia akan berusaha agar belajar
dengan sebaik baiknya,Guru bertugas untuk menumbuhkan motif yang kuat pada
siswa ,guru harus berusaha memberi kesadaran makna dan tujuan apa yang
dilakukan .Oleh karena itu,harus ditanamkan kepada siswa kegunaan belajar dapat
menaikan taraf hidup ,memperbaiki perekonomian pada anak yang miskin ,Motif
juga berkaitan dengan minat anak, guru harus mengetahui minat siswa dan
menyalurkannya dalam kegiatan didalam maupun diluar sekolah seperti
(Ekstrakulikuler)
2)
Self Confidance (Kepercayaan
Diri), , siswa sering merasa tidak percaya diri karena banyak diskriminasi dari
teman temannya dan beberapa perlakuan guru yang kurang bertanggung jawab yang
sering pilih kasih biasanya membentuk anak menjadi minder,guru seharusnya
membangun kepercayaan bahwa seluruh siswa tanpa terkecuali mempunyai kemampuan
yang sama tergantung niat dan usaha yang keras yang dapat menentukan
prestasinya masing masing.Dalam konteks ini Fungsi Bimbingan sebagai fungsi pemahaman sangat dibutuhkan ,yang
dimaksut fungsi pemahaman adalah fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihk pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik.Fungsi pemahaman ini meliputi:
a)
Pemahaman
tentang diri peserta didik sendiri
b)
Pemahaman
tentang lingkngan peserta didik ermasuk dalam lingkungan keluarga dan sekolah
c)
Pemahaman
tentang lingkungan yang lebih luas termasuk didalmnya informasi pendidikan
,jabatan,budaya dan lain-lain.
3)
Konsentrasi dan
perhatian,agar
proses belajar mencapai hasil yang baik harus diperlukan konsentrasi yang baik
atas materi yang diperlukan, Banyak anak yang kelihatanya belajar tetapi
perhatiannya tidak terkonsentrasi pada pelajaran,dalam siswa miskin ini
disebabkan mungkin karena adanya permasalahan dirumah,pemenuhan gizi yang
kurang itu juga factor yang menyebabkan siswa sulit konsentrasi ,namun masalah
ini dapat teratasi dengan perlakuan guru yang lebih peduli dan dari motif siswa
yang kuat. Guru mungkin memiliki pendengaran yang baik,namun belum menjadi
pendengar yang baik.Ingat,anak anak lebih peduli tentang bagaimana Anda
mendengar mereka,dari pada seberapa baiknya anda menyampaikan pelajaran.
4)
Harapan,setiap diri
manusia pasti memiliki harapan,harapan untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik,harapan adalah penantian yang positif ,harapan dapat meningkatkan suasana
hati dan ketekunan yang dapat meningkatkan hasil,sebagai guru kita seharusnya
membangun harapan anak anak untuk mncapai cita citanya melalui
pendidikan,contohnya ceritakan kisah kesuksesan dari tamatan siswa tahun
lalu,tokoh tokoh negarawan,agama dan panutan lainnya . Membangun asset akademik
dan personal siswa termasuk dalam hal keterampilan dengan diadakannya pelajaran
dan ekstrakulikuler dibidang seni ,ilmu pengetahuan serta bahasa asing.
Mengajari siswa
bagaimana menetapkan dan mencapai tujuan ,jangan segan segan untuk menyanjung
hasil karya mereka ,banyak para guru yang tidak menerima hasil karya atau tugas
yang diselesaikan karena hasilnya kurang memuaskan,namun karena hal itu siswa
dapat menimbulkan sikap tidak hormat dan rasa tidak percaya kepada guru
tersebut karena usahanya merasa tidak dilihat Kadang guru melakukan apa saja
dengan benar,namun jika siswa tidak berpikir bahwa Anda mempercayai mereka
,guru akan kehilangan landasan.Para guru harus mengetahui ketika anak anak
penuh dengan harapan,mereka berupaya lebih keras,mereka bertahan lebih lama dan
mereka lebih lebih mungkin mencapai tujuan mereka.
Bagi banyak
anak,koneksi yang Anda ciptakan dengan mereka adalah lebih dari koneksi yang
diciptakan seorang tokoh yang berwewenang. Mereka tidak ingin memberitahukan
ini kepada Anda namun Anda bisa menjadi ibu atau ayah yang “jauh dari rumah”
bagi lebih banyak anak ketimbang yang anda bayangkan. Saya tahu karena saya adalah
salah satu dari anak anak itu
Eric Jensen
a.
Perkembangan
Kreativitas
Perkembangan kreativitas
juga merupakan perkembangan proses kognitif maka kreativitas dapat ditinjau
melalui proses perkembangan kognitif berdasarkan teori yang diajukan oleh Jean
Piaget. Anak mampu bersikap dan
berpola pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang baru. Kemampuan tersebut
dapat melahirkan kreativitasnya sendiri berupa keterampilan pengungkapan yang
unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah, efifien, tepat sasaran dan
tepat guna. Cara
mengatasi lupa dan jenuh dalam belajar.
b.
Cara Mengatasi Lupa dan Jenuh dalam belajar
1. Anak
dapat mengunakan berbagai metode dan strategi belajar yang efesien.seperti
metodi diskusi ,
2. Memberi
kesan tersendiri dan diharapkan melekat erat dalam subsistem akal permanen anak
seperti membuat kegiatan yang menimbulkan keaktifan siswa dengan cara mencoba
belajar.
3. Memberikan
motivasi dan mengulang pelajaran anak dengan asik agar anak merasa terdorong
untuk belajar lebih giat dari pada sebelumnya.
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Behavioristik adalah
teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh
respon pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat
diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi
yang diinginkan.
2.
Kelebihan teori
belajar behavioristik yaitu cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan,
spontanitas, kelenturan, reflek, dan daya tahan. Sedangkan kekurangannya adalah
pembelajaran siswa berpusat pada guru, bersifat meanistik, dan hanya
berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
3.
Cara penerapan teori belajar behavioristik
dalam pembelajaran yaitu dengan menentukan
tujuan pembelajaran, menganalisis lingkungan kelas, menentukan materi pelajaran,
memecah materi menjadi bagian kecil-kecil, menyajikan materi pelajaran, memberi
stimulus, mengamati dan mengkaji respon yang diberikan siswa, memberikan
penguatan ataupun hukuman, memberikan stimulus baru, mengamati dan mengkaji
respon yang diberikan siswa, memberikan penguatan lanjutan atau hukuman,
kemudian evaluasi hasil belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwiwandono, S.W. “Psikologi Pendidikan”, Jakarta: PT.
Grasindo. 2002.
Hadis,
Abdul. Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2006.
Harland,
Randy. 2013. Teori Belajar Behavioristik
dan Penerapannya dalam Pembelajaran,
(Online), (http://randhard.wordpress.com/ruang-admin/tugas-kuliah/teori-belajar-behavioristik-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran/, diakses30 Juni 2014).
(Online), (http://randhard.wordpress.com/ruang-admin/tugas-kuliah/teori-belajar-behavioristik-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran/, diakses30 Juni 2014).
Marmun, A.S. “Psikologi Pendidikan”, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. 2009.
Purwanto, Ngalim, “Psikologi Pendidikan”, Bandung: CV
Remaja Karya. 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar